10 Etika Berinternet yang Wajib Diketahui Jurnalis Warga, Blogger, dan Netter
Sumber
: Kang Pepih (kompasiana)
1.
Ingatlah Orang
Pada
netiket pertama ini Kang Pepih mengutip kata-kata dari Konfusius:
Jangan lakukan apa yang tidak ingin kita diperlakukan oleh orang
lain!Kita
harus menyadari bahwa di dunia internet kita tidak sendirian. Selain
diri kita masih ada orang lain.Kita
bukan hanya berhadapan dengan kata-kata, gambar atau video. Karena
ada pengguna lain juga yang sedang kita hadapi.
Intinya
adalah bahwa jangan mentang-mentang kita berada di dunia maya,
sehingga berlaku suka suka dan semena-mana.Kita
harus berpikir dengan tindakan kita. Jangan sampai apa yang kita
lakukan dapat menyakiti atau merugikan orang lain.
2.Taat
Kepada Standar Perilaku Online yang Sama yang Kita Jalani dalam
Kehidupan Nyata
Yang
namanya urusan moral, tidak peduli di mana pun mestinya kita
menganggap adalah hal yang sama.Persepsi
bahwa ini di dunia maya tidak ada sanksi atau hukum yang berlaku
seperti di dunia nyata sudah waktunya kita buang jauh-jauh.Kita
ingat poin pertama, bahwa di dunia maya kita tidak sendirian. Ada
orang lainyang harus kita hargai dan hormati. Untuk
itu hindari penggunaan kata-kata kasar, tidak senonoh, caci-maki,
penghinaan, membuat kacau forum diskusi, atau meng-hack situs dan
blog orang lain.
3.
Ketahuilah di Mana Kita Berada di Ruang Cyber
Kang
Pepih menyebutnya sebagai ‘jangan usil soal kebiasaan orang lain’.Tanpa
kita sadari, sering kali kita tergoda untuk membahas tentang
kebiasaan atau budaya lain. Bahkan urusan agama lain. Sebagai
jurnalis warga atau blogger, ada baiknya tidak membahas tentang
kebiasaan atau budaya lain. Apalagi sampai menilai sebagai hal yang
salah. Kang
Pepih menyontohkan tentang kebiasaan orang Papua yang memakai koteka.
Mengapa kita harus nyinyir dan membahas habis-habisan? Apa untungnya?
Yang ada justru akan menimbulkan perdebatan yang sia-sia.
4.
Hormati Waktu dan bandwdith Orang Lain
Sengaja
atau tidak dengan mengirim spam atau email sampah kita telah menyita
waktu dan bandwidth orang lain. Selain itu juga menjengkelkan. Termasuk
berkomentar yang memprovokasi dan menyebarkan link-link iklan yang
tidak dibutuhkan. Satu
yang patut dicatat, menurut Kang Pepih, menulis tautan copy paste di
komentar-komentar yang mengarah ke postingannya adalah termasuk
kegiatan spamming. Dalam
hal ini, menurut saya ada pengecualian. Berbeda halnya kalau sudah
seijin pemilik kolom komentar dan tautannya berhubungan atau
memperkaya tulisan yang kita komentari
Bersambung ke Bagian 2