Kamis, 28 Mei 2015

MIMPI KOMUNITAS IT

Standard
Artikel komunitas IT


saat ini masyarakat sudah tidak asing lagi dengan internet,internet membantu manusia mencari sesuatu hal yang baru dan hal yang mereka tidak tahu. Tapi muncul dampak yang sangat terlihat jelas diantaranya kemudahan untuk mengakses dunia internet tanpa batas walaupun konten yang ditampilkan tidak sesuai dengan umur penggunanya. Perlu dibuat internet filtering dan firewall sebagai pengaman untuk mengakses konten-konten tertentu. Bagi masyarakat umum perlu dibuat sebuah komunitas IT dimana disini berkumpul orang-orang yang sadar akan baik dan buruknya dunia internet yang sangat bebas ini. Di komunitas anggotanya terdiri dari berbagai bidang keahian dan berbagai lapisan masyarakat. Mereka yang mempunyai satu tujuan dan satu harapan dimana komunitas ini ingin membersihkan konten-konten yang kurang sebudaya dengan bangsa dan agama kita,intinya pada komunitas ini anggotanya melaporkan konten ke Kementrian Teknologi dan Komunikasi,dimana kementrian akan merespon dan akan memblokir situs tersebut,komunitas ini tidak membutuhkan anggota yang banyak,tapi anggota yang peduli dengan ini semua. Bukan hanya bergerak di bidang itu,komunitas ini ingin memberi pengetahuan tentang IT dimana komunitas ini akan bekerja sama dengan beberapa instansi seperti sekolah badan sosial dan lain-lain. Dimana kita akan memberikan suatu hal positif bagi sesama. .bukan hanya sekedar kumpul-kumpul atau bahkan sharing dengan anggota komunitas tapi kita lebih ke sosial, kalau bukan kita yang mau ngerubah dari sekarang,mau kapan lagi, apa harus menunggu semua sudah parah dan kita bergerak atau peduli. komunitas ini memang kecil,tapi dampak besarlah yang menjadi tujuan. Mewujudkan dunia internet yang positif dan sesuai dengan guna dan fungsinya.


Ingin banyak pengetahuan lagi tentang IT kunjungi  www.saungit.orgatau media.saungit.org

Selasa, 26 Mei 2015

kasus pencurian dokumen

Standard

terjadi saat utusan khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang dipimpin Menko Perekonomian Hatta Rajasa berkunjung di Korea Selatan. Kunjungan tersebut antara lain, guna melakukan pembicaraan kerja sama jangka pendek dan jangka panjang di bidang pertahanan. Delegasi Indonesia beranggota 50 orang berkunjung ke Seoul untuk membicarakan kerja sama ekonomi, termasuk kemungkinan pembelian jet tempur latih supersonik T-50 Golden Eagle buatan Korsel dan sistem persenjataan lain seperti pesawat latih jet supersonik, tank tempur utama K2 Black Panther dan rudal portabel permukaan ke udara. Ini disebabkan karena Korea dalam persaingan sengit dengan Yak-130, jet latih Rusia. Sedangkan anggota DPR yang membidangi Pertahanan (Komisi I) menyatakan, berdasar informasi dari Kemhan, data yang diduga dicuri merupakan rencana kerja sama pembuatan 50 unit pesawat tempur di PT Dirgantara Indonesia (DI). Pihak PT DI membenarkan sedang ada kerja sama dengan Korsel dalam pembuatan pesawat tempur KFX (Korea Fighter Experiment). Pesawat KFX lebih canggih daripada F16.

KPU diretas

Standard

Jaringan internet di Pusat Tabulasi Nasional Komisi Pemilihan Umum sempat down (terganggu) beberapa kali. KPU menggandeng kepolisian untuk mengatasi hal tersebut. “ Cybercrime kepolisian juga sudah membantu. Domain kerjasamanya antara KPU dengan kepolisian”, kata Ketua Tim Teknologi Informasi KPU, Husni Fahmi di Kantor KPU, Jalan  Imam Bonjol, Menteng , Jakarta Pusat (15 April 2009). Menurut Husni, tim kepolisian pun sudah mendatangi Pusat Tabulasi Nasional KPU di Hotel Brobudur di Hotel Brobudur, Jakarta Pusat. Mereka akan mengusut adanya dugaan criminal dalam kasus kejahatan  dunia maya dengan cara meretas. “Kamu sudah melaporkan semuanya ke KPU. Cybercrime sudah datang,” ujarnya. Sebelumnya, Husni menyebut sejak tiga hari dibuka, Pusat Tabulasi berkali-kali diserang oleh peretas.” Sejak hari lalu dimulainya perhitungan tabulasi, samapai hari ini kalau dihitung-hitung, sudah lebuh dari 20 serangan”, kata Husni, Minggu(12/4). Seluruh penyerang itu sekarang, kata Husni, sudah diblokir alamat IP-nya oleh PT. Telkom. Tim TI KPU bias mengatasi serangan karena belajar dari pengalamn 2004 lalu. “Memang sempat ada yang ingin mengubah tampilan halaman tabulasi nasional hasil pemungutan suara milik KPU. Tetapi segera kami antisipasi.” Kasus di atas memiliki modus untuk mengacaukan proses pemilihan suara di KPK.          

malware regin

Standard
Akhir pekan lalu perusahaan anti- virus Symantec merilis rincian sebuah malware baru yang terdeteksi kemudian telah dicegat dan telah decoding untuk beberapa waktu. Beberapa vendor anti-virus lain kemudian merilis paper mereka sendiri sebagai tindak lanjut atas hadirnya perangkat lunak berbahaya segera setelah dia ditemukan. “Regin”, alat mata-mata canggih, sangat mungkin telah menjadi karya negara Barat, kata para ahli.

Disebutkan peneliti, Regin mulai digunakan untuk operasi
pengawasan sejak 2008 lalu, tapi tiba-tiba terhenti pada 2011,dan mulai digunakan lagi pada tahun lalu (2014).
1.  Peneliti menggambarkan keganasan Regin sebagai serangkaian malware kompleks memiliki struktur kemampuan teknikal yang langka.“Alat ini memiliki tingkat kemampuan ekstensif yang memungkinkan orang mengendalikan tool untuk kerangka pengawasan massal yang kekuatannya sangat dahsyat,”tulis peneliti dalam blog perusahaan.
2.    O’Muchu (peneliti kaspersky) mengatakan Regin beraksi dengan menyerang sistem yang menjalankan Windows.
3.     Malware ini terbilang cukup canggih karena malware ini bisa untuk membajak keseluruhan sistem jaringan serta infrastruktur terntentu. Malware ini sengaja dirancang untuk tidak terseteksi selama bertahun-tahun lamanya .
4.  Menurut para peneliti keamanan dari Symantec, Regin ini merupakan malware yang sangat lihai karena dia dapat menghindari dari alat pengindaian. 
5.   Regin ini bisa mengambil screenshot dan mengambil alih fungsi dari point dan klik mouse komputer. selain itu malware ini bisa merekam password, memonitoring lalul lintas jaringan dan mengumpulkaninformasi dari komputer korbanya. Hal lain yang bisa dilakukan malware ini adalah dia dapat memindai dan mengambil file yang telah dihapus dari komputer 
6.   Pada sector komunikasi malware ini bahkan bisa meretas data melalui operator seluler melalui call center mereka.


Selasa, 12 Mei 2015

Hacker Porak-porandakan Situs Pemerintah Belanda

Standard
Liputan6.com, Jakarta - Laporan BBC menyebutkan bahwa sebuah serangancyber dalam skala masif telah menyerang pemerintah Belanda. Sejumlah situs resmi milik instansi pemerintah Belanda dan layanan publik dikabarkan tumbang akibat ulah hacker.

BBC melansir, serangan cyber ini dimulai pada sore hari kemarin, Sabtu (14/2/2015), waktu setempat. Rencana serangan ini sendiri menurut informasi yang beredar sebenarnya telah diketahui pemerintah Belanda setelah mendapatkan peringatan dari pihak pemerintah Amerika Serikat (AS).

Bahkan divisi pertahanan cyber yang dipayungi oleh Departemen Pertahanan AS (Pentagon) juga telah memprediksi bahwa serangan akan berlanjut ke Perancis dan sejumlah negara Eropa lainnya.

Belum diketahui secara pasti siapa dalang dibalik serangan cyber yang menyasar otoritas negara-negara di Eropa ini. Hanya saja telah diketahui bahwa serangan yang dilakukan adalah jenis 'DDoS Attack'.

DDoS Attack belakangan identik dengan kelompok hacker yang menamakan dirinya sebagai 'Lizard Squad'. Reputasi mereka sebagai kelompok peretas jempolan dimulai pada akhir tahun 2014 kemarin, tepatnya pada malam perayaan Natal. Saat itu Lizard Squad mengklaim bahwa merekalah pihak yang bertanggung jawab atas tumbangnya dua layanan berbasis internet di ranah industri game, yakni PlayStation Network (PSN) dan Xbox Live.

Lalu pada awal Januari 2015 Lizard Squad kembali beraksi. Kali ini tak tanggung-tanggung, enam (6) jejaring sosial kenamaan dibuat luluh lantak. Keenamnya adalah Facebook, Instagram, Facebook, Instagram, MySpace, AOL Instant Messenger, Tinder dan Hipchat. Kesemuanya terdidentifikasi mendapat serangan DDoS Attack.

Next>>

Aksi Peretas ke Sony Pictures

Standard



KOMPAS.com - Serangan yang dilakukan oleh kelompok peretas "Guardian of Peace" (GOP) tampaknya benar-benar canggih. Bagaimana tidak, serangan ke studio film Hollywood ini disebut-sebut tidak mungkin dapat diantisipasi oleh siapapun.

Pernyataan tersebut tertuang dalam sebuah memo yang dikirimkan oleh CEO Sony Pictures Entertainment Michael Lynton kepada para karyawannya. Dalam memo ini, Lynton meneruskan hasil penyidikan awal dari Kevin Mandia, pimpinan perusahaan keamanan Mandiant, kepada dirinya.

Sekadar informasi, Mandiant merupakan perusahaan keamanan siber yang ditunjuk oleh Sony Pictures untuk menyelidiki kasus peretasan oleh GOP.

Dalam memo tersebut, Mandia mengungkapkan bahwa cakupan serangan yang dilakukan oleh GOP berbeda dari jenis serangan yang pernah terjadi di perusahaan selama ini. 

Menurutnya, ada dua tujuan serangan tersebut, yaitu untuk menghancuran properti dan merilis data rahasia Sony Pictures ke publik.

"Intinya adalah (serangan) ini merupakan kejahatan yang tak tertandingi dan terencana dengan baik, dilakukan oleh kelompok tergorganisir. Sony Pictures dan perusahaan lain tidak mungkin siap (akan serangan tersebut)," tulis Mandia, seperti KompasTekno kutip dari Recode, Selasa (9/12/2014).

Mandia juga menuliskan, serangan semacam ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Saking canggihnya, program jahat yang dikirimkan oleh kelompok GOP ke sistem Sony tidak bisa dideteksi oleh program antivirus standar industri.

"Program jahat ini cukup merusak dan unik sehingga FBI sampai harus memberikan perigatan kepada perusahaan lain ihwal ancaman ini," lanjutnya.

Sayangnya, dalam memo tersebut, tidak dituliskan siapa tersangka dari kasus ini. Lynton hanya menjelaskan, kasus ini masih dalam tahap penyidikan.

Sebelumnya diberitakan bahwa server milik Sony berhasil diretas oleh sebuah kelompok bernama GOP. Serangan GOP konon menumbangkan sistem komputer Sony di seluruh dunia selama beberapa hari. 

Pelaku mengaku mendapat bantuan "orang dalam" dalam melakukan aksinya, tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai bagaimana proses serangan dilakukan.

Kelompok tersebut diketahui berhasil mengambil beberapa dokumen penting perusahaan, seperti paspor para artis, kumpulan e-mail, laporan keuangan, film-film, dan password server

Jati diri dan asal-muasal dari GOP hingga kini masih belum jelas. Sebelumnya diduga bahwa grup itu merupakan kaki tangan pe
merintah Korea Utara, namun negeri dengan sistem pemerintahan komunis itu membantah terlibat dalam serangan terhadap Sony Pictures


Next>>